Fans Jepang Paling Santun

 Bahasa berperanan perkuat rutinitas itu. Dengan bahasa Jepang, kata "Kirei" yang memiliki arti "bersih", sama maknanya dengan "elok", "manis", menarik". Sementara kata "Fuketsu" yang memiliki arti "kotor", mempunyai makna yang serupa dengan Slot Online Terpercaya "horor" atau "menakutkan". Kata "Kitanai" yang memiliki arti "betul-betul kotor" mempunyai makna yang serupa dengan "kotor" atau "bengis".

Rutinitas baik warga Jepang ini telah ada semenjak periode lalu. Masih menurut sumber yang serupa, diceritakan jika pada era ke-3 , ada seorang sejarawan asal dari Tiongkok yang bercerita kesabaran warga Jepang dalam jaga kebersihan. Kesan-kesan yang juga sama dikatakan oleh pelancong asal Eropa yang bertandang ke Jepang pada sekitaran era ke-16.

Jepang sebagai negara pertama kali yang buka pemandian air panas atau yang dengan bahasa Jepang disebutkan sento. Pemandian air panas pertama kalinya datang ialah di Osaka pada 1590, atau di Tokyo pada 1591. Saat Restorasi Meiji terjadi di Jepang pada 1868, telah ada 600 sento yang menyebar di segala penjuru Kota Tokyo.

Catatan itu memperlihatkan begitu keutamaan aktivitas Slot Judi Online mandi untuk warga Jepang, dan begitu kuatnya budaya bersih yang diyakini oleh mereka. Hingga jadikan mereka sebagai pelopor pemandian air panas di dunia.



Laga menantang Belgia bukan yang pertama. Beberapa simpatisan Jepang telah lakukan tindakan ambil sampah di beberapa pertandingan awalnya. Saat Samurai Biru berlaga menantang Senegal di babak group, selesai laga supporter Jepang dan Senegal bersatu mengambil sampah yang berserak di tribune Mordovia Tempat.


Saat Jepang bertanding di Piala Dunia 2014, tindakan ini mereka kerjakan. Saat Jepang bertemu dengan Pantai Gading di Tempat Pernambuco, walaupun pada akhirnya Jepang kalah, beberapa simpatisannya masih tetap lakukan tindakan beres-beres selesai laga. Satu demi satu sampah mereka ambil dan ditempatkan ke kantong plastik.


Tetapi mungkin tindakan yang terhebat ialah di Piala Dunia 1998. Itu ialah tahun di mana Jepang maju ke Piala Dunia untuk pertama kali. Akhirnya tanggapan warga Jepang juga besar sekali menyambutnya. Banyak pada mereka yang bersama-sama tiba ke Perancis.


Namun ketertarikan besar itu selanjutnya digunakan oleh sedikit orang tidak bertanggungjawab yang jual tiket-tiket palsu. Lebih dari 12.000 simpatisan Jepang jadi korban penipuan ticket. Harus mereka juga harus beli ticket dari tukang catut bila ingin masih tetap melihat pertandingan pertama Jepang menantang Argentina.


Walaupun dirintangi oleh beragam permasalahan, tribune di stadion Kota Toulouse masih tetap dipenuhi dengan simpatisan Jepang pada akhirannya. Dari 33.000 pemirsa, 70 prosentasenya ialah simpatisan Samurai Biru. Tetapi kembali lagi kepahitan didapatkan mereka: Jepang kalah atas Argentina.


Telah ditipu, membeli ticket mahal-mahal, dan saat ini melihat team kebanggaan menanggung derita kekalahan. Beberapa orang mungkin akan menumpahkan kekecewaan dengan menghancurkan sarana yang berada di tribune stadion. Tetapi beberapa simpatisan Jepang tidak begitu.

Diberdayakan oleh Blogger.